Minggu, 06 November 2011

Minyak Di Ds. Pandanwangi

Ekplorasi sumur minyak dan gas (migas) di Desa Pandanwangi, Kecamatan Soko masih belum dilakukan pihak Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ). Sebab, izin lokasi yang sudah diajukan JOB PPEJ sejak 2007 lalu ke Pemkab Tuban hingga kini belum dikeluarkan. “Alasan Pemkab karena masyarakat tidak menghendaki ekplorasi itu,” terang Field Admin Superintendent, A Bashith Syarwani, Minggu (20/3).
Ditambahkan, dua hari lalu, pihaknya juga melayangkan surat ke Pemkab Tuban terkait dengan pengajuan izin lokasi di Pandanwangi. Dengan dieplorasi sumur di Pandanwangi setidaknya bakal memberikan tambahan produksi JOB PPEJ di wilayah Kabupaten Tuban yang sementara ini hanya berkisar 300 0 barel/hari.
“Kalau sumur di Pandanwangi bisa kita ekploitasi juga memberikan nilai tambah bagi Kabupaten Tuban maupun warga sekitar sumur,” ungkap lelaki yang baru saja bertugas di Tuban itu.
Masalah perizinan lokasi yang tengah diajukan ke Pemkab Tuban sejak 4 tahun lalu itu juga sudah disampaikan ke cabup-cawabup terpilih Fathul Huda-Noor Nahar.
JOB PPEJ berharap dengan bupati dan wakil bupati yang baru nanti izin lokasi sumur di Pandangwangi segera keluar. “Kalau sudah kita ekplor tahapan selanjutnya yakni proses produksi. Namun, akan kita lihat apakah efisien atau tidak,” tandas Basith.
Jika memang di Pandanwangi kurang efesien, proses produksi tidak akan dilanjutkan. Sebab, untuk memproduksi 1 sumur migas dibutuhkan biaya US 12 juta dolar. “Belum lagi soal pembebasan lahan atau pun cost sosial lainnya,” tambahnya.
Selain masalah izin lokasi yang alot, izin penggalian pipa yang akan dialiri hasil produksi JOB PPEJ di wilayah Palang, Kabupaten Tuban juga agak sulit. “Tapi, alhamdulillah untuk izin penggalian pipa sudah tidak ada masalah,” papar Basith.
Ekplorasi sumur migas di Pandanwangi itu merupakan sebuah keharusan, karena PT Pertamina yang memiliki 75 persen saham di JOB PPEJ diberikan tanggungjawab oleh negera untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri. “Tahun 2011 kita akan tingkatkan produksi 5 ribu hingga 10 ribu barel/hari dari target produksi sebelumnya sebesar 44 ribu barel/hari,” imbuh Basith.
Secara teknis penambahan produksi itu akan dilakukan dengan cara mengobtimalkan sumur yang ada. Sekalipun saat ini sumur minyak di wilayah Mudi, tepatnya di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban telah menyusut hingga rata-rata 2.000 barel per hari.
Dikatakan, optimalisasi sumur minyak milik JOB PPEJ akan tetap dilakukan agar target produksi tersebut bisa terpenuhi. Sedangkan jumlah produksi dari sumur Sukowati saat ini berkisar 41.000 barel per hari, dari sumur Mudi saat ini rata-rata 2.600 barel per hari, padahal sebelumnya bisa mencapai 20.000 barel per hari.
Meski begitu, ungkap Basith, pihak JOB PPEJ tetap bekerja keras untuk mencapai produksi sebagaimana target dari pemerintah. Apalagi saat ini harga minyak di pasar internasional ada kecenderungan naik. “Manajemen tetap optimis target tersebut bisa tercapai, apalagi pekerjaan ini adalah untuk kepentingan umum,” ungkapnya

0 komentar:

Posting Komentar