Kamis, 02 Februari 2012

Anak Seorang Pengembala

Dahulu disebuah desa yang mempunyai keadaan alam yang sangat subur dan mempunyai keindahan alam yang sangat mempesona, hiduplah keluarga yang mempunyai aktifitas mengembala. Nama desa itu adalah Pandanwangi, desa ini terletak bersebelahan dengan kabupaten bojonegoro dengan dikelilingi oleh sungai bengawan solo dan mempunyai alam dan panorama yang hijau sangat indah bila dipandang mata. tak heran bila ada penjunjung dari luar yang datang ketempat ini mereka selalu berdecak kagum atas keindahan dan hijaunya deretan persawaan dengan angin sepoi sepoi yang sejuk. disini saya akan mencoba menceritakan tentang sebuah kisah anak seorang pengembala yang kesehariannya mengembalakan ternak ternak dari milik orang lain. sebut saja nama anak ini yanto.

Sepulang dari sekolahnya yanto langsung pergi keladang bersama dengan hewan peliharaanya untuk mengembalakan hewan periaraanya untuk merumput. satu demi satu hewan peliharaanya dikeluarkann dari dalam kandang dan digiring keladang yangbanyak rumput dan tanaman hijaunya. sambil menunggui hewan pliharaanya yang sedang merumput yanto bermain dengan teman temannya mandi dialiran sungai bengawan solo tempat dia mengembalakan hewan ternaknya. Tahun ini aliran sungai bengawan solo airnya tidak begitu deras sehingga anak anak bisa bermain air dan bermain pasir karena airnya yang cukup sedikit banyak pula para pencari ikan bersama perahu perahu kecilnya mengayunkan jarin jaring untuk menagkap ikan. ak ayal ikan ikan yang didapatpun lumayan banyak lumayan utuk menambah pendapatan untuk membeli beras.

Keasikan main bersama teman temannya yanto melupakan bahwa dia sedang mengembalakan hewan peliharaanya sampai sampai hewna hewan tercerai berai entah keman
a. ada diantara hewan peliharaan yanto yang makan tanaman yang ditanam penati setempat. sampai sampai tanaman tersebut rusak parak. setelah yanto selesai mandi dan bermain bersama teman temannya yanto baru ingat bahwa dia sedang mengembalakan hewan ternaknya. tak ayal dia langsung ambil langkah seribu dan segera mencari hewan peliharaanya satu persatu. satu demi satu hewan peliharaan yanto ditemukan, tapi masik kurang dua lagi, yanto bingung mencari kesana kemari keseberang ladang tidak ada, kerumah penduduk juga tidak ada, akhirnya dia mencoba menenagkan diri duduk dibawah pohon pisang yang sangat rindang dan hawa ladang yang sangat sejug mencoba berfikir, kemanakah hewan hewan peliharaanya pergi.

sambil meratapi kesalahan yang telah diperbuatnya yanto menantis dan bersedih, dalam fikirannya terlintas bagaimana kalo hewan hewan tersebut hilang dicuri, bagaimana kalo hewan hewan saya tercebur kebengawan dan mati? hati dan firikannya saat ini sedang diliputi kegelisahan. setelah selesai istirahat dan duduk yanto kembali mengambil langkah dan bergegas mencari hewan peliharaanya tersebut, sambil melangkah tergepoh gepoh dia mencoba menghampiri seorang petani yang sedang mencangkul diladang dia mencoba bertanya kepada petani tersebut, hatinya sedikit lega karena jawapan dari pak petani tersebut membawa kabar gembira bagi dirinya. tapi sayang yang dilihat pak petani itu hanya seekor, lalu dalam fikiran yanto kemana lagi yang seekor??. informasi dari pak tani tadi dicoba untuk dibuktikan katanya pak tani tadi dia melihat seekor hewan peliharaan sedang berjalan modar mandir lalu ada seorang karena tidak ada pengembalanya hewan tersebut dibawa oleh seorang penduduk desa yang bernama Yani.
Yanto kembali melangkahkan kakinya kerumah pak yani yang tak jauh dari ladang dia mengembalakan hewan ternaknya. sesampainya dirumah pak yani, yanto menanyakan perihal tujuannya kesana yaitu mencari kambingnya yang hilang. dalam keadaan kaget dan capek, tiba tiba yanto dimarahi oleh petani tersebut, dia bingung apasalahnya sehingga petani tersebut memarahinya. setelah ditanyakan ternyata hewan tersebut menghabiskan seluruh tanaman jagung yang ditanam oleh pak yani diladangnya. dengan hati bersedih dan diliputi kesalahan yanto membawa hewan peliharaanya kembali keladang setelah bernegosiasi dengan pak yang akhirnya hewan peliharaanya dikembalikan dengan syarat bahwa dia jangan terledor lagi karena dapat merugikan orang lain disekitar.

Kembali ia melangkahkan kaki mencari ternak yang masih kurang satu dalam kebingungan dia mencari kesana kemari dengan fisik yang sudah capek dan lelah berjalan dari satu kebun ke kebun yang lain dengan jarak tempuh yang lumayan jauh tapi tak menghentikan niatnya untuk terus melangkah dan mencari ternaknya tersebut. sampai disebuah perkampungan penduduk dia melihat sebuah hewan ternah yang sedang diikat disebuah pohon besar, dengan perasaan yang gugup dia menghampiri hewan yang diikat di pohon tadi, sesampai dilokasi dia sedikit lega karena hewan yang diikat tersebut adalah hewan ternaknya. hatinya sangat gembira diselimuti kebahagiaan. dalam hati dia berjanji untuk tidak lagi bermain dan melupakan hewan hewan ternaknya karena itu dapat merugikan orang lain maupun dirinya sendiri. semoga ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua agar kita tidak lalai dalam menjalankan tugas. Bersambung.


By; Djuna

0 komentar:

Posting Komentar