Sambutan Pengelola

Saya Mengucapkan SELAMAT DATANG di Web Site Pribadi Saya JUNAIDI - www.jundanjin.com.

Kepuasan Anda Adalah Tujuan Kami

Saya akan memberikan yang terbaik dengan segala kemampuan yang saya miliki demi kepuasan anda.

Berdedikasi dan Memberikan yang Terbaik

Bersama Membangun Kepercayaan untuk mencapai sebuah Implementasi dalam menjalin kerjasama yang baik di segala Sektor.

Kepercayaan Menjadi Moto Kami

Tekun, Jujur, Berdedikasi dan Menjadi Kepercayaan adalah sebuah Moto saya untuk lebih maju menatap Masa Depan yang lebih baik tentunya.

Contact Saya

Bagi anda yang mempunyai pertanyaan ataupun kritik dan saran kepada saya silahkan kirimkan ke Email: junaidi@jundanjin.com.

Minggu, 08 Februari 2015

Short Review of Plant Protection



Organisme Pengganggu Tanaman yang dikenal dengan istilah “Plant Pest” adalah berbagai fase hidup dari organisme seperti protozoa, binatang selain manusia, tumbuhan parasit, bakteri, jamur, virus atau viroid, agen infeksius atau pathogen yang lain yang dapat menyebabkan luka baik langsung ataupun tidak langsung, menyebabkan kerusakan atau  sakit pada tanaman atau hasil dari tanaman.

Istilah “Hama” adalah label yang diberikan oleh manusa dan tidak memiliki arti ekologi. Manusia menempatkan seekor serangga kedalam kategori hama, dan beberapa spesies lainnya juga sebagai hama pada saat tertentu serta beberapa serangga menguntungkan pada saat yang lain. Masalah hama muncul sebab serangga berkompetisi dengan manusia. Hama serangga secara umum dianggap sebagai merusak atau merugikan bila berada dalam jumlah tertentu dan berkompetisi dengan manusia (Luckman and Metcalf, 1975)
Konsep pengelolaan hama adalah pendekatan yang menolerir  status hama. Ini berarti bahwa mungkin tidak semua hama dianggap buruk, dan tidak semua kerusakan hama tidak dapat ditolerir. Serangga dapat dikelola tetapi pengelolaan tergantung dari siapa yang mengelola hama. Filosopi dalam pengelolaan hama relevan dalam semua kegiatan pengelolaan hama.
Pengelolaan hama adalah tindakan cerdas dalam memilih/menggunakan metode pengendalian hama dengan memperhatikan aspek ekonomi, ekologi dan sosiologi. Kegiatan pengelolaan hama yang penting meliputi monitoring fluktuasi hama, pertimbangan penggunaan pestisida atau komunikasi efektif.   

Perkembangan Patogen
Ilmu Penyakit Tanaman (Plant Pathology) adalah ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit tanaman dan bagaimana meningkatkan kemungkinan bertahan hidup tanaman pada saat tanaman menghadapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan atau bagaimana menghadapi mikroorganisme parasite yang dapat menyebabkan penyakit.
Ilmu penyakit tanaman bersama-sama dengan ilmu entomologi dan ilmu gulma dipadukan untuk memperoleh tujuan yang sama dalam rangka mengamankan produksi tanaman guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan manusia. Diperkirakan adanya kerusakan atau kerugian produksi tanaman per tahun yang diakibatkan oleh penyakit, serangga dan gulma sebesar 31 hingga 42% dari semua produksi tanaman di seluruh dunia.

Penyakit Tanaman adalah berbagai macam perubahan fungsi dari sel atau jaringan tanaman inang sebagai hasil dari infeksi factor penyebab kerusakan biotik/patogenik atau factor lingkungan dan berakibat pada perkembangan gejala pada tanaman inang.



Kehilangan hasil biasanya lebih rendah pada negara-negara maju dan cenderung lebih tinggi pada negara-negara sedang berkembang, misalnya negara-negara yang membutuhkan pangan lebih besar. Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata total kehilangan hasil adalah sebesar 36.5% , 14,1% disebabkan oleh penyakit, 10,2% disebabkan oleh serangga hama dan 12,2% diakibatkan oleh gulma. 14,1% kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tanaman, bila dikonversikan dalam nilai mata uang mencapai 220 juta US dolar atau kurang lebih 1,98 trilyun rupiah pada saat ini (Agrios, 2005).
Hal ini harus juga ditambahkan 6-12% kehilangan hasil tanaman setelah panen, dimana pada negara-negara yang sedang berkembang tidak ada pelatihan tentang bagaimana mengamankan produk dengan menggunakan proses pendinginan. Selanjutnya juga kehilangan hasil tidak termasuk kehilangan hasil yang diakibatkan oleh faktor-faktor lingkungan seperti musim salju (musim dingin), kekeringan, polusi udara, kekurangan nutrisi tanaman dan keracunan (Agrios, 2005).
 
Berbagai permasalahan pertanian yang berkembang seperti keterbatasan luasan lahan pertanian yang dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, keterbatasan macam tanaman yang dapat dikembangkan di lahan pertanian yang sudah mengalami kontaminasi mikroorganisme dan penggunaan jutaan kilogram pestisida untuk perlakuan benih, fumigasi tanah, penyemprotan pada tanaman ataupun perlakuan setelah panen pada buah, memerlukan penyelesaian yang tepat. Kesemua jenis perlakuan diatas tidak hanya menambah biaya produksi pangan, beberapa yang lain seperti rotasi tanam, diperlukan unttuk mengurangi jumlah pangan yang dapat diproduksi sedangkan yang lain dapat menambah bahan kimia beracun terhadap lingkungan. Dengan memahami ilmu penyakit tanaman kita dapat menciptakan keseimbangan terhadap semua faktor yang terlibat sehingga jumlah produksi pangan bisa dimaksimumkan sedangkan dampak negatif pada manusia dan lingkungan bisa ditekan serendah-rendahnya. 



Mikroorganisme patogenis, seperti transmissible biotic agents (faktor yang hidup atau biotik) dapat menyebabkan penyakit dan secara umum dikenal sebagai patogen, umumnya menyebabkan penyakit pada tanaman dengan mengganggu metabolisme sel tanaman melalui ensim, toksin (racun), zat pengatur tumbuh dan substansi-substansi kimia yang mereka sekresikan ataupun dengan cara menyerap makanan dari sel tanaman inang untuk kebutuhan mereka. Beberapa patogen kemungkinan juga dapat menyebabkan penyakit dengan tumbuh dan memperbanyak diri di dalam jaringan xylem atau phloem tanaman, yang berdampak pada penghambatan transportasi air  ke bagian atas tanaman pada jaringan xylem atau pergerakan gula ke bagian bawah tanaman pada jaringan phloem. Faktor lingkungan menyebabkan penyakit pada tanaman ketika faktor abiotik seperti suhu, kelembaban, nutrisi mineral dan polutan berada pada tingkat diatas atau dibawah kisaran kadar yang dapat ditolerir oleh tanaman (Agrios, 1995). 
Puluhan ridu penyakit mempengaruhi tumbuhan yang dibudidayakan dan juga tumbuhan yang tumbuh liar. Rata-rata, tiap-tiap tumbuhan yang dibudidayakan (tanaman) dapat terserang oleh seratus atau lebih penyakit tanaman. Beberapa patogen mempengaruhi hanya satu varietas tanaman. Patogen yang lain mempengaruhi beberapa puluh atau ratusan spesies tanaman. Penyakit tanaman kadang-kadang dikelompokkan berdasarkan gejala yang ditimbulkan (busuk akar “root rots”, layu “wilt”, becak daun “leaf spot”, hawar “blight”, karat “rust” bengkak “smut”) pada organ tanaman yang mereka pengaruhi (penyakit akar atau root disease, penyakit batang atau stem disease, penyakit daun atau foliage disease) atau tipe tanaman yang dipengaruhi (penyakit tanaman pangan, penyakit tanaman sayur-sayuran dan penyakit tanaman rumput-rumputan, ataupun yang lainnya). Satu pengelompokan penyakit yang penting adalah pengelompokan berdasarkan tipe patogen yang menyebabkan penyakit. Keuntungan pengelompokan ini adalah dapat menunjukkan jenis penyebab penyakitnya secara langsung, dan ini dapat diperkirakan perkembangan dan penyebaran penyakitnya serta kemungkinan metode pengendalian yang dapat digunakan. Berdasarkan pada hal ini, penyakit tanaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
I. Penyakit Tanaman Infeksius atau Biotik “Infectious or biotic”
1. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur
2. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh prokaryota (bakteri dan molikut)
3. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh tumbuhan tingkat tinggi parasitik dan alga hijau
4. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus and viroid
5. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh nematoda
6. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh protozoa
II. Penyakit Tanaman Non-Infeksius atau Abiotik “Noninfectious, or abiotic”
1. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi atau rendah
2. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh kelembaban tanah yang terlalu tinggi atau rendah
3. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan cahaya matahari
4. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh kekurangan oksigen
5. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh polusi udara
6. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi
7. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh keracunan mineral
8. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh tanah yang terlalu asam atau basah (pH).
9. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh keracunan pestisida
10. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh kesalahan praktek budidaya



Kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tanaman
1.      Mengurangi kuantitas dan kualitas produksi tanaman
Jumlah kehilangan hasil berkisar dari yang paling ringan hingga 100%. Tanaman atau produk tanaman mungkin tereduksi secara kuantitas oleh penyakit sejak di lahan, yang umumnya terjadi pada hampir semua jenis penyakit tanaman, atau bisa juga mengalami pengurangan secara kuantitas oleh penyakit pada saat penyimpanan seperti yang diakibatkan oleh pembusukan pada buah, sayuran, biji-bijian dan kelompok tanaman serat yang disimpan. Kadang-kadang juga terjadi perusakan oleh penyakit pada tanaman atau buah sebagai akibat dari pertumbuhan berlebihan dari tanaman kompetitor. Seringkali, kehilangan hasil yang besar menyebabkan pengurangan kualitas produk tanaman yang dihasilkan. Contoh yang umum terjadi adalah dengan adanya becak, kudis busuk sebagian pada buah, sayur atau tanaman hias akan berdampak pada kualitas produksi, kualitas produk yang rendah akan menurunkan harga sehingga tidak lagi menguntungkan atau bahkan tidak dapat dijual. Contoh yang lain buah apel yang terinfeksi kudis (Scab), meski hanya 5% gejala penyakit dapat menurunkan harga hingga 50%.
2.      Membatasi jenis atau ragam tanaman dan industri dalam suatu daerah
“American chestnut” yang merupakan pohon penghasil kayu, banyak mengalami kematian sehingga populasinya habis di Amerika Utara akibat serangan penyakit hawar “chestnut blight disease”, dan “American elm” berkurang secara signifikan akibat serangan “Dutch elm disease”.
Penyakit tanaman juga dapat menjadi faktor untuk menentukan macam industri pertanian dan tingkat pekerjaan di suatu daerah karena pengaruh jumlah dan macam produk pada kegiatan produksi pengalengan dan proses industri lokal. Penyakit tanaman juga bertanggungjawab terhadap kreasi industri baru yang mengembangkan bahan kimia, mesin dan metode pengendalian penyakit tanaman; kebutuhan tiap tahun yang dikeluarkan oleh pemerintah amerika sendiri mencapai jutaan dolar amerika.
3.      Menyebabkan keracunan pada manusia dan binatang
Ergotisme adalah contoh mycotoxicosis yang disebabkan oleh pakan atau makanan menjadi sangat tidak sehat karena jamur Claviceps purpurea menghasilkan mikotoksin. Ergotisme dapat menyebabkan gejala yang langsung dan dramatis dan telah banyak terjadi pada banyak negara.
Mikotoksin adalah racun atau toksin yang merupakan hasil dari metabolisme jamur yang dilepaskan oleh sedikit tetapi umumnya jamur yang tumbuh pada kelompok biji-bijian, polong dan kacang-kacangan. Produksi toksin pada kelompok tanaman-tanaman tersebut umumnya distimulasi oleh kadar air saat panen yang sangat tinggi, atau karena kerusakan tempat penyimpanan sehingga kelembabannya tinggi yang selanjutnya akan muncul jamur yang memproduksi mikotoksin pada produk tanaman yang disimpan.
Contoh yang lain adalah aflatoxins yang dihasilkan oleh dua spesies jamur Aspergillus beberapa yang lain juga memiliki daya racun yang sama yakni ochratoxins, yang diproduksi oleh dua species Aspergillus dan species Apergillus yang lain, spesies Penicillium serta speseis jamur yang lain. Ochratoxins terjadi pada tanaman sereal, kopi, rori dan banyak produk makanan simpanan yang berasal dari binatang. Sekitar 20.000 orang di Balkan bagian utara nampak menderita sakit kronis akibat penyakit yang diakibatkan oleh jamur penghasil ochratoxin. Keracunan akibat jamur yang tumbuh pada tebu disebabkan oleh mikotoksin yang dihasilkan dari spesies jamur Arthrinium dan dalam satu kawasan pedesaan di China terdapat lebih dari 800 orang terinfeksi karena memakan tebu yang terinfeksi jamur ini.

Organisme yang hidup pada atau didalam tubuh organisme lain dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya tersebut dikenal dengan parasit. Pemindahan makanan oleh parasit dari inangnya disebut parasitisme. Parasit tanaman adalah organisme yang menjadi sangat dekat keterkaitannya dengan tanaman inang dan memperbanyak diri serta tumbuh pada tanaman inangnya. Pemindahan nutrisi dan air oleh parasit dari tanaman inang seringkali mengurangi efisiensi dalam pertumbuhan normal tanaman dan merugikan terhadap perkembangan dan reproduksi tanaman.
Pada banyak kasus, parasitisme terkait erat dengan patogenisitas (pathogenicity), seperti kemampuan patogen menyebabkan sakit, sebagai kemampuan parasit untuk menginvasi dan menetap di dalam inang yang secara umum menghasilkan perkembangan penyakit pada tanaman inang.
Pada banyak kasus parasitisme, seperti nodulasi pada akar tanaman legume (polong) oleh bakteri dan infeksi mikoriza pada hampir semua tanaman berbunga, tanaman dan mikroorganisme mendapatkan keuntungan akibat hubungan parasitisme ini. Fenomena ini pada akhirnya kita kenal dengan sebutan simbiosis. Pada hampir semua penyakit tanaman, meskipun jumlah kerusakan yang diakibatkan pada tanaman seringkali lebih besar dari apa yang diperkirakan dari sekedar pemindahan nutrisi oleh parasit tanaman. Masih ada beberapa kerusakan tambahan yang dihasilkan dari substansi yang disekresikan oleh parasit atau dihasilkan oleh inang sebagai respon terhadap parasit. Jaringan yang terpengaruh oleh beberapa substansi akan menunjukkan peningkatan aktifitas respirasi, disintegrasi atau matinya sel, layu, terbentuknya lapisan absisi, abnormalitas sell dan pembesaran sel, degenerasi komponen spesifik seperti klorofil. Kondisi ini tiak nampak secara langsung meningkatkan kemampuan bertahan hidup parasit. Ini akan nampak sebagai kerusakan yang diakibatkan oleh parasit yang tidak selalu proporsional terhadap nutrisi yang dipindahkan oleh parasit dari tanaman inang. Patogenisitas adalah kemampuan parasit untuk melawan satu atau lebih fungsi-fungsi pokok tanaman, yang dengan jalan tersebut akan menyebabkan penyakit pada tanaman. Parasitisme seringkali memainkan peran yang penting tetapi tidak selalu menjadi faktor paling penting yang berperan didalam patogenisitas.
Dari sekian banyak kelompok organisme hidup hanya sedikit anggota dalam sedikit kelompok yang memarasit tanaman yakni, jamur, bakteri, molikut, tumbuhan tingkat tinggi parasit, alga hijau parasit, nematoda, protozoa, virus dan viroid. Parasit-parasit ini adalah kelompok parasit yang berhasil karena mereka dapat mengivasi tanaman inang, memakan dan berkembang didalam nya dan melawan kondisi didalam inang yang hidup.
Beberapa parasit meliputi virus, viroid, molikut, beberapa bakteri, nematoda, protozoa dan jamur penyebab penyakit tepung (downy dan powdery mildew), dan karat adalah biotroph, dimana mereka dapat tumbuh dan bereproduksi secara alamiah hanya pada inang yang hidup dan mereka disebut dengan obligate parasites. Parasit yang laing (hampir semua jamur dan bakteri) dapat hidup pada inang yang hidup dan mati dan pada berbagai media nutrisi agar, mereka disebut dengan nonobligate parasites. Beberapa nonobligate parasite hidup hampir pada setiap siklus hidupnya sebagai parasit, tetapi kondisi tertentu mampu tumbuh secara saprophytic pada material organik yang mati, parasit ini adalah semi-biotroph atau disebut dengan facultative saprophytes. Sedangkan yang lain hidup pada hampir siklus hidupnya pada material organik yang telah mati (necrotrophs) tetapi pada kondisi tertentu memungkinkan untuk menyerang tanaman dan bersifat parasitik, parasit ini disebut dengan facultative parasites. Seringkali tidak ada korelasi antara derajat parasitisme dari pathogen dan tingkat serangan penyakit sebanyak penyakit yang disebabkan oleh patogen yang lemah lebih banyak merusak tanaman dari pada yang lain yang disebabkan oleh obligate parasite.

Parasitisme pada tanaman merupakan fenomena yang umum. Di Amerika Utara, lebih dari 8.000 spesies jamur menyebabkan hampir 100.000 macam penyakit, dan minimal 200 bakteri, 75 molikut, lebih dari 1.000 virus dan 40 viroid dan lebih dari 500 spesies nematoda menyerang tanaman. Meskipun terdapat sekitar 2.500 spesies tumbuhan tingkat tinggi parasit bertindak sebagai parasit pada tanaman yang lain, hanya sedikit dari mereka menjadi parasit yang serius pada tanaman. Tanaman tunggal seperti tomat mungkin terserang oleh lebih dari 40 spesies jamur, 7 bakteri, 16 virus, beberapa macam molikut, dan beberapa nematoda. Rata-rata jumlah penyakit pada tanaman jagung adalah 100 macam penyakit, gandum mencapai 80 penyakit, dan apel serta kentang masing-masing peka terhadap 80-100 macam penyakit tanaman.