Senin, 30 Januari 2012

Jalan Pintas

Hari yang menyeramkan saat aku masih duduk di bangku Mts. aku barsama teman-temanku berencana setelah pulang sekolah kita akan melewati jalan pintas, pastinya lebih dekat dengan rumah kita yang tidak pernah kita lewati sebelumnya karena jalan dari rumah kesekolahku sangat jauh. Konon, jalan yang akan kita lewati sangat menyeramkan bahkan tidak ada yang menghuni di sekitar jalan itu. Tapi kita tidak percaya dengan omongan orang itu malah kita penasaran dan sangat bersemangat untuk melewati jalan itu. Sampai sampai aku berharap agar waktu bisa berputar lebih cepat agar aku bisa segera pulag dan melewati jalan itu. Toooooooot….. Bel berbunyi menunjukkan pelajaran telah usai, akhirnya yang aku nanti nantikan datang juga. aku langsung berlari keluar, seakan tidak mau ketingalan kereta karena aku tidak mau ditinggal teman temanku. Saat aku mengendarai sepeda aku merasa udara sangaaaaaaaaaaaaaaaaatt…. Sejuk diiringi dengan angin sepoi sepoi yang mengiringiku menuju jalan itu. Karena bersemangatnya aku Tiba tiba perasaanku merasa aneh.

Tiba tiba temanku melajukan sepedanya sangat cepat hingga aku tidak menemukan jejaknya lagi. Kini aku tinggal sendirian yang ditemani dengan pohon yang lebat dan besar, aku tak tau harus bagaimana dan aku juga tak tau harus berbuat apa, seakan aku hidup didunia yang keabu yang tidak ada penghuninya yang gelap gulita. Ya Tuuhhaaaaannnnn apa yang harus aku perbuat sedangkan aku tak tau arah jalan ini, karena aku baru pertama kali kesini, perasaanku bercampur aduk antara sedih, takut, dan juga benci. Sedih, karena aku tak tau harus berbuat apa. Takut, karena disini tidak ada siapa siapa. Benci, karena temanku meninggalkanku sendirian. Tapi aku brusaha untuk mencari jalan keluar. Aku terus menelusuri jalan ini. Dari kejauhan aku melihat ada seseorang. Lalu aku melajukan sepedaku dengan cepat. Ternyata orang itu adalah seorang nenek yang sedang mencari kayu bakar. Dia bertanya kepadaku. “Sedang apa kau disini nak”?? nenek itu bertanya kepadaku. “Aku sedang tersesat disini nek, aku tak tau harus kearah mana”. Aku menjawab dengan bersedu sedu, tak tahan untuk meneteskan air mata. Alkhamdulilah ternyata nenek tau desa rumahku. Dan beliau memberi petunjuk jalan untuk aku pulang. “maaf nak aku tidak bisa mengantarmu kerumah, aku hanya bisa member petunjuk peta ini”. Kata nenek. “tidak apa apa nek yang penting aku sudah tau arahnya, terima kasih nek atas pentunjuknya, aku permisi dulu”. Aku menjawab. “Hati hati dijalan ya nak” kata nenek. “doakan aku ya nek semoga aku bisa sampai kerumah dengan keadaan selamat” kataku. Dan aku langsung mengikuti arah petunjuk jalan itu aku mulai mengenali daerah ini ternyata ini jalan menuju desaku. Aku merasa tenang dan lega, akhirnya aku bisa pulang kerumah.

Sesampai dirumah aku berfikir tentang kejadian tadi itu merupakan pengalaman yang sangat menyeramkan dan menakutkan semasa hidupku. Aku berjanji untuk tidak kedaerah itu lagi. Dan kau juga berjanji bila bertemu nenek itulagi aku akan membalas keabaikannya. Aku merasa legasekali yang penting aku sudah kembali kerumah dengan keadaan selamat. Dan pengalaman itu akan menjadi pelajaran untuk masa yang akan datang.

By; Siti Ainur Rohmah.

0 komentar:

Posting Komentar