Kamis, 05 April 2012

Hama-hama pada Tanaman Mangga (Mangifera indica) & Padi


Larva makan jaringan lunak (daging buah) dan selanjutnya menyerang biji. Lubang-lubang gerekan meluas hingga kedalaman 2 cm. Buah dengan berbagai ukuran ataupun fase perkembangan dapat terserang oleh hama ini. Segera setelah hama mulai menggerek, infestasi sekunder akan segera muncul baik oleh lalat buah maupun hama-hama yang lain. Buah yang terserang kemudian akan mulai membusuk dan jatuh dari tandannya. Pupasi terbentuk di dalam tanah.


Hama ini hanya dijumpai di Jawa tengah, Jawa barat dan Bali. Larva makan pada biji manga yang masih muda, didalam petiole buah dan kuncup tanaman manga. Larva violet kemerahan, dan akan berubah biru gelap menjelang tahapan pupa. Pupa ditemukan di dalam kokon yang berada didalam tanah. Ngengat hidup selama 6-7 hari dan betina meletakkan 125-450 telur pada permukaan buah yang kasar dan pada petiole buah. Masa perkembangan 25 hari. Buah yang berukuran 1,5 cm dapat terserang oleh serangga hama ini. Buah yang terinfestasi akan jatuh, dan ratusan buah akan jatuh pada infestasi yang tinggi. Kebembem dan manga varietas Cangkir dan Arum Manis mendapat serangan yang cukup sedangkan manalagi dan golek menunjukkan gejala yang sangat tinggi dengan banyaknya infestasi.


Tersebar merata di Asia tenggara banyak dijumpai di Pulau Sunda kecil. Pohon yang terserang memiliki canopi yang rusak dan tidak beraturan serta dengan cabang-cabang yang patah. Cabang yang mati mempunyai lubang-lubang gerekan pada sisi bagian bawah dimana cairang berwarna hitam keluar. Jika cabang-cabang ini dibelah, lubang gerekan panjang dan besar akan mudah dilihat, dan seringkali dijumpai adanya semut. Larva berwarna putih kotor dengan panjang mencapai 7 cm. Kumbang ini juga mudah dijumpai pada, Mangifera odorata, M. foetida dan kadang-kadang juga pada Elaeocarpus grandiflorus.

Permulaan serangan diawali pada ranting-ranting manga yang ditunjukkan adanya ranting yang mengalami perubahan warna atau ranting yang mati sebab dari hama dan penyakit yang menyerang sebelumnya (hama dan penyakit utama), seperti jamur Gloesporium, dan penggerek ranting Chlumetia dan Cryptorrhynchus. Larva-larva yang baru pecah dari telur kemungkinan akan diserang oleh semut. Serangan primer oleh penggerek ini terutama pada daun Canary, dari sini larva berpindah ke ranting, percabangan dan batang. Sebelum pupasi, larva akan membuat lubang keluar dengan diamenter 1-1,5 cm, dan kemudian menetap didalam liang yang sebagian tertutup oleh serbuk-serbuk penutup . Kumbang ini aktif pada malam hari (nocturnal) dan kadang-kadang tertarik pada sinar lampu. Umumnya kumbang ini istirahat pada siang hari dan susah untuk ditemukan saat mereka menjulurkan tubuhnya pada ranting-ranting dan memanjangkan antenanya ke arah depan. Kumbang dewasa dapat terbang sejauh lebih dari 1 km. Telur berbentuk oval, coklat mengkilat, panjang hampir 2 cm dan menempel pada pucuk-pucuk ranting, kadang-kadang mengelompok 3-5 telur. Kumbang hidup 50-100 hari dan produksi telur per betina dewasa sekitar 160. Perkembangan sekitar 7-8 bulan pada manga dan 8-8,5 bulan pada Canary. Tidak ada indikasi periode perkembangan kumbang terkait dengan musim.


1. Scirpophaga innotata WlkS. innotata dikenal dengan penggerek putih batang padi, S incertulas dikenal dengan penggerek kuning batang padi. Termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telurnya sebanyak 50-150 butir diletakkan dibawah permukaan daun dan dekat ujung daun. Kelompok telur kedua species itu berbentuk seperti gundukan kecil dan lunak yang berasal dari rambut-rambut coklat mengkilat seperti sutera dan lunak yan g ber asal dari rambut-rambut ujung belakan g ngengat h etina. Stadium telur 4-5 hari. Larva instar pertama muncul dari kelompok telur, larva bergerak ke bawah dan mulai menggerek bagian antara upih daun dan batang. Larva terus menggerek batang anakan utama dan larva yang lebih tua mungkin berpindah dari satu anakan ke anakan lain. Larva instar kedua penggerek kuning batang padi ditemukan mengapung dari satu anakan ke anakan yang lain di dalam daun yang menggulung seperti ulat hama putih. Kemudian pupa penggerek putih dan penggerek kuning terdapat dibagian batang yang paling dekat dengan tanah Apabila pada waktu panen tanaman tidak dipotong hingga dekat dengan tanah, pupa penggerek putih dan penggerek kuning akan tetap tinggal dalam tanaman.

Penggerek batang melubangi tanaman. Selama penggerek memakan bagian dalam tanaman, maka penggerek batang dapat mengakibatkan matinya bagian atas tanaman. Apabila bagian atas tanaman mulai mati, bagian ujung daun atau malai akar akan berubah menjadi kuning kemudian menjadi putih, sedangkan daunnya berubah menjadi coklat. Daun-daun yang mati yang pada stadia vegetatif tersebut dinamakan sundep, sedangkan kematian malai disebut beluk. Tariklah daun yang menguning atau malai yang mati, bila daun atau malai keluar dari batang dengan mudah dan ujung bagian bawah benwarna gelap maka kemungkinan besar batang sudah dirusak oleh penggerek batang. Kemudian penggerek batang ditemukan dengan cara menyayat batang tersebut dari dasar ke ujung.

Serangga hama ini dikenal dengan hama ganjur, termasuk ordo Diptera famili Cecidomyidae dan mempunyai daerah penyeharan di Indonesia. Serangga betina memproduksi telur 100-300 butir, diletakkan di atas tanaman berasal dari persemaian sampai fase pembentukan anakan maksimum. Stadium telur 3-4 hari. Lar vanya mamakan tunas-tunas baru yan g sehar usn ya ber kembang men jadi anakan produktif. Serangan ganjur merangsang tanaman untuk mengembangkan jaringan yang tidak normal sekitar larva dan berwarna hijau muda berbentuk tabung seperti daun bawang.

Pupanya berada dalam gulungan itu dengan stadium 2-8 hari. Bila serangga sudah dewasakan keluar dari gulungan itu. Siklus hidupnya 9-26 hari. Pada musim hujan serangan ganjur lebih tinggi. Fase larva yang memakan tanaman padi pada titik tambuh pada anakan batu. Ganjur tidak membentuk malai. Tanaman inangmya Panicum, Paspalum, Zizania, Echinochloa, Ischaemum.

Serangga hama ini dikenal dengan wereng coklat, termasuk ordo Homoptera, famili Delphacidae dan mempunyai daerah peenyebaran di Indonesia. Wereng coklat hidup pada bagian bawah batang padi yang mempunyai kelembaban nisbi cukup tinggi dari bagian atasnya. Telurnya menetas setelah 7-11 hari sedangkan stadium nimfanya 10-15 hari. Wereng coklat mengisap cairan tanaman dengan menusukkan stiletnya ke bagian bawah batang padi.
Tusukan itu dilakukan berulang kali sehingga tanaman padi mudah rebah. Pada populasi wereng coklat tinggi, tanaman ini akan, menyebabkan tanaman padi menjadi "terbakar" dan gejala itu disebut hopper burn.

Wereng coklat merupakan vektor penyakit kerdil rumput dan penyakit kerdil hampa. Gejalanya tanaman padi mudah rebah dan bulirnya hampa dengan warna abu kehitaman. Pada populasi wereng tinggi akan menyebabkan tanaman "terbakar" atau "hopper burn". Serangan wereng biasanya dimulai dari tengah petak sawah. Tanaman inangnya tebu, Panicum, jagung, Poa annia L,Eleusine Geertner.

0 komentar:

Posting Komentar