Ekplorasi sumur minyak dan gas (migas) di Desa
Pandanwangi, Kecamatan Soko masih belum dilakukan pihak Joint Operating Body
Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ). Sebab, izin lokasi yang sudah
diajukan JOB PPEJ sejak 2007 lalu ke Pemkab Tuban hingga kini belum
dikeluarkan. “Alasan Pemkab karena masyarakat tidak menghendaki ekplorasi itu,”
terang Field Admin Superintendent, A Bashith Syarwani, Minggu (20/3).
Ditambahkan, dua hari lalu, pihaknya juga
melayangkan surat
ke Pemkab Tuban terkait dengan pengajuan izin lokasi di Pandanwangi. Dengan
dieplorasi sumur di Pandanwangi setidaknya bakal memberikan tambahan produksi
JOB PPEJ di wilayah Kabupaten Tuban yang sementara ini hanya berkisar 300 0
barel/hari.
“Kalau sumur di Pandanwangi bisa kita ekploitasi
juga memberikan nilai tambah bagi Kabupaten Tuban maupun warga sekitar sumur,”
ungkap lelaki yang baru saja bertugas di Tuban itu.
Masalah perizinan lokasi yang tengah diajukan ke
Pemkab Tuban sejak 4 tahun lalu itu juga sudah disampaikan ke cabup-cawabup
terpilih Fathul Huda-Noor Nahar.
JOB PPEJ berharap dengan bupati dan wakil bupati
yang baru nanti izin lokasi sumur di Pandangwangi segera keluar. “Kalau sudah
kita ekplor tahapan selanjutnya yakni proses produksi. Namun, akan kita lihat
apakah efisien atau tidak,” tandas Basith.
Jika
memang di Pandanwangi kurang efesien, proses produksi tidak akan dilanjutkan. Sebab,
untuk memproduksi 1 sumur migas dibutuhkan biaya US 12 juta dolar. “Belum lagi
soal pembebasan lahan atau pun cost sosial lainnya,” tambahnya.
Selain
masalah izin lokasi yang alot, izin penggalian pipa yang akan dialiri hasil
produksi JOB PPEJ di wilayah Palang, Kabupaten Tuban juga agak sulit. “Tapi,
alhamdulillah untuk izin penggalian pipa sudah tidak ada masalah,” papar
Basith.
Ekplorasi
sumur migas di Pandanwangi itu merupakan sebuah keharusan, karena PT Pertamina
yang memiliki 75 persen saham di JOB PPEJ diberikan tanggungjawab oleh negera
untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri. “Tahun 2011 kita akan tingkatkan
produksi 5 ribu hingga 10 ribu barel/hari dari target produksi sebelumnya
sebesar 44 ribu barel/hari,” imbuh Basith.
Secara teknis penambahan produksi itu akan
dilakukan dengan cara mengobtimalkan sumur yang ada. Sekalipun saat ini sumur
minyak di wilayah Mudi, tepatnya di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten
Tuban telah menyusut hingga rata-rata 2.000 barel per hari.
Dikatakan, optimalisasi sumur minyak milik JOB
PPEJ akan tetap dilakukan agar target produksi tersebut bisa terpenuhi.
Sedangkan jumlah produksi dari sumur Sukowati saat ini berkisar 41.000 barel
per hari, dari sumur Mudi saat ini rata-rata 2.600 barel per hari, padahal
sebelumnya bisa mencapai 20.000 barel per hari.
Meski begitu, ungkap Basith, pihak JOB PPEJ tetap
bekerja keras untuk mencapai produksi sebagaimana target dari pemerintah. Apalagi saat ini harga minyak di pasar
internasional ada kecenderungan naik. “Manajemen tetap optimis target tersebut
bisa tercapai, apalagi pekerjaan ini adalah untuk kepentingan umum,” ungkapnya
0 komentar:
Posting Komentar